PKS NEWS UPDATE:
« »

Kamis, 24 November 2011

Rantai Kekerasan Pelajar Harus Diputus

Penyelenggara pendidikan punya tanggung jawab besar dalam menghentikan kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar. Hal tersebut dikarenakan upaya-upaya memutus rantai kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah atau sekitar sekolah tidak serius dilakukan pihak penyelenggara pendidikan. Demikian dikatakan Triwisaksana, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta di sela acara puncak Kompetisi Futsal se-DKI Jakarta memperebutkan Piala Bang Sani, di Hanggar Teras Pancoran, (8/11).
 
Menurutnya, banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan oleh penyelenggara pendidikan untuk memutus rantai kekerasan tersebut. Diantaranya dengan mengarahkan pelajar ke kegiatan ekstra kurikuler yang bermanfaat.  Namun lebih penting lagi, koordinasi yang baik antara penyelenggara sekolah dan orang tua agar aktivitas pelajar berada dalam koridor yang benar.
 
Triwisaksana menilai, saat ini pelajar punya banyak pilihan untuk mengarahkan minat dan bakat mereka. “Kegiatan seni budaya dan olah raga saat ini sangat bervariasi, harusnya tidak ada alasan untuk pelajar terjerat dalam tradisi kekerasan di lingkungan sekolah”, tutur pria yang juga dipanggil Sani ini. Pelajar-pelajar negeri ini banyak juga yang menorehkan prestasi lewat jalur sains. Bahkan pelajar yang tinggal di daerah sekalipun, sudah banyak yang meraih medali di berbagai kompetisi keilmuan tingkat internasional, tegasnya lagi.
 
Untuk itu, dirinya berharap sekolah, orang tua dan lingkungan juga memaksimalkan fasilitas yang sudah disediakan pemerintah untuk aktivitas remaja. Setidaknya dalam RAPBD 2012, DPRD telah merencanakan anggaran langsung untuk Pemuda dan Olah Raga, total 301,9 milyar. Dana sebesar itu antara lain diperuntukan bagi  Program Pembinaan peran serta masyarakat terhadap pemuda, dan peningkatan saranan pra sarana pemuda dan olah raga.
 
Dirinya juga meminta kepala sekolah bersikap tegas untuk menyudahi praktik dan tradisi kekerasan yang menjadi kadang menjadi ciri khas sekolah. “Jauh lebih baik, para pelajar dibuat bangga dengan tradisi berprestasi yang diciptakan sekolah, ketimbang kebiasaan bullying yang turun termurun”, pungkas Sani. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan