PKS NEWS UPDATE:
« »

Rabu, 23 November 2011

M Agus Setiawan: PKS Akan Menang di Jakarta Pusat

Bercermin dari sosok M Agus Setiawan, ada banyak pelajaran penting yang dapat dicerna dari punggawa kader PKS di Jakarta Pusat ini. Sesibuk apapun aktivitas yang menaungi ayah dua anak ini, baginya keluarga adalah salah satu sumber energi. "Kalau kita ingin memiliki energi yang besar tiap hari, maka salah satu sumbernya adalah keluarga. Ibarat HP, keluarga adalah tempat saya mere-charge energy yang low-batt setelah lelah beraktivitas diluar", ujarnya ketika ditemui dirumahnya, Sabtu pagi usai menemani istrinya ke pasar.


Sejak Partai Keadilan terbentuk tahun 1998, Agus ditunjuk sebagai sekretaris DPD Jakarta Pusat yang pada saat itu dipimpin oleh Dani Anwar. Ia yang saat itu berdomisili di Bendungan Hilil (Benhil) Tanah Abang Jakarta Pusat, merasa terpanggil untuk berkontribusi pada masyarakat. "Allah sudah memberi saya begitu banyak nikmat, sekolah di tempat yang baik, kuliah ditempat yang baik, maka segala nikmat dan kemampuan harus dibagi dan bermanfaat bagi banyak orang," begitu keyakinanannya saat ia mulai mengalami titik balik hidup, mengenal dan memahami islam di masa kuliah. Maka dalam prinsipnya amanah dimana saja sama. Apakah jadi anggota biasa, ketua DPRa atau mejadi ketua DPD, bobotnya sama dimata Allah. Ketika ia ditunjuk menjadi ketua DPD untuk kedua kalinya, ia mengatakan "itu sesuatu yang sudah diputuskan dan tidak bisa ditawar, saya jalankan saja dengan sebaik-baiknya".

Menyoal tantangan dan strategi terhadap Jakarta Pusat, Agus yang merupakan Trainer dan konsultan SDM ini, berpendapat kondisi masyarakat di kotamadya ini sangat heterogen dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Sebagai Kotamadya di mana pusat pemerintahan RI berada, Jakarta Pusat masih tetap menjadi harapan para pendatang untuk mengais rezeki. Ada salah satu kelurahan di Kecamatan Johar Baru yang tercatat rekor sebagai kelurahan dengan penduduk terpadat se-Indonesia. "Satu rumah -dua lantai- yang dihuni oleh 5 KK (Kepala Keluarga). "Banyak yang hidup dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan", ujarnya. Menyikapi kondisi ini, strategi dan pendekatan PKS di Jakarta Pusat menurutnya harus membantu dari aspek kebutuhan dan kekhasan masyarakatnya.

Program-program bantuan sosial terkait Kesehatan, Pendidikan dan Sanitasi (kebersihan lingkungan) menjadi program rutin unggulan yang dilaksanakan. Harapannya, dalam 10-15 tahun yang akan datang peran partai sudah tidak lagi melakukan kontribusi yang sifatnya pragmatis. Pemerintah (baik daerah maupun pusat) harus melakukan peran dengan efektif dengan mengalokasikan anggaran yang cukup sehingga masyarakat mudah mengakses kebutuhan dasar. Dengan begitu partai politik berfokus pada aktivitas legislasi dan advokasi dan partai politik bisa ramping jumlahnya.

Menghadapi hajatan besar demokrasi yang akan datang, baik Pilkada Gubernur 2012 ataupun Pemilu 2014. Beliau optimis dengan kans kemenangan PKS. "Pada Pilkada yang kedua kalinya ini, saya rasakan sistem (PKS) lebih tertata dengan baik, kesiapan kader juga lebih siap terkait calonnya, sudah merata, Insya Allah tingkat penerimaannya sudah baik. Tinggal selanjutnya mengenalkan calonnya kepada masyarakat. Dan melihat perkembangannya, komunikasi dan sosialisai ke berbagai lapisan masyarakat, kita (PKS) memiliki kans besar untuk menang", ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa modal kemenangan yang pertama adalah keyakinan. Sekecil apapun peluang, kita harus optimis. Maka ia menjadikan motto hidupnya "Fokus pada kekuatan, siasati keterbatasan" sebagai penggerak dalam aktivitas kesehariannya.

Alumnus SMAN 3 Jakarta (Setia Budi, Jakarta Selatan) ini menyerukan pesan kepada seluruh kader khususnya kader di Jakarta Pusat agar semua kader memiliki sensitivitas dalam merespon program/kegiatan yang sudah dirancang. Karena jumlah kader Jakarta Pusat terbatas dan juga waktunya terbatas, maka harus efektif menggunakan waktu dan peluang. Perubahan di luar sangat cepat sekali terjadi. Kemarin kita dihujat, hari ini orang lain yang dihujat dan kita tidak tahu besok apa yang akan terjadi. "Sekalipun jumlah kader Jakarta Pusat sedikit, karena tingkat migrasi tinggi, easy come, easy go, tapi tugas kita tidak akan berkurang dari DPD lain, karenanya harus efektif mengelolanya", imbuhnya. (hiq)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan