PKS NEWS UPDATE:
« »

Kamis, 29 Desember 2011

Kultwit Ustadz Salim A Fillah tentang Natal

Kontroversi ucapan selamat natal kepada Kaum Nasrani selama ini telah mengemuka, dan terkesan tidak pernah rampung dibicarakan. Ustadz SalimA Fillah melalui Kultwitnya siang ini (24 Desember 2011) menyajikan pembahasannya secara seimbang dengan mengetengahkan beberapa pendapat. Silakan simak kultwit #Natal berikut, atau langsung ke TL @salimafillah:

Ada kesalahfahaman. Di teks Fatwa MUI; yang haram adalah PERAYAAN NATAL BERSAMA, bukan ucapan selamat; http://media.isnet.org/antar/etc/NatalMUI1981.html


Sayang sekali; banyak yang tak membaca teks Fatwa MUI; lalu mengharamkan atas nama mereka apa yang tiada di teks; atau terlanjur memaki..


1. #Natal ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an; "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."


2. Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda. #Natal


3. Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan." #Natal


4. Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82). #Natal


5. Tapi mungkin memang sudah tabiat 'aqidah, satu sama lain tak rela jika kita tak serupa dalam agama secara sepenuhnya. (QS 2: 120). #Natal


6. Bagaimanapun, selama kita tak saling memerangi & usir-mengusir tersebab iman, tak terlarang kita saling berkebajikan. (QS 60: 8). #Natal


7. Maka inilah kita mencari titik singgung iman demi kebersamaan; itulah pengakuan ke-Ilahi-an Allah tanpa persekutuan. (QS 3: 64). #Natal


8. Tetapi kami insyafi sepenuhnya, yakin di dada tak bisa dipaksakan. Kami hormati segala nan tak bisa dipertemukan. (QS 109: 6). #Natal


9. Dalam keberbedaan itu, izinkan kami tetap mencintai 'Isa & Maryam, meski kami tak bisa memohon kalian mentakjubi Muhammad. #Natal


10. Izinkan jua kami, membaca dengan berkaca-kaca betapa indah Surat dalam Quran yang berjudul Maryam. Gadis tersuci sepanjang zaman. #Natal


11. Najasyi Habasyah & Uskup-uskupnya, juga para Patriarkh Najran menitikkan airmata, dibacakan Surat Maryam. Berkenankah kalian jua?#Natal


12. Ini sungguh bukti bahwa Allah, Nabi, & Al Quran kami mengajarkan pemuliaan nan mengharukan pada Maryam & 'Isa yang tiada duanya. #Natal


13. Termuliakanlah 'Isa dengan penciptaan & kelahiran nan ajaib yang bagi kami begitu agung sebagaimana penciptaan Adam. (QS 3: 59). #Natal


14. Termulialah 'Isa nan bicara dalam buaian. Salam sejahtera baginya di saat lahir, kelak diwafatkan, & nantinya dibangkitkan. (QS 19: 33)


15. Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai 'Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam. #Natal


16. #Natal ini, kalian rayakan kelahiran 'Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.


17. Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember. #Natal


18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari. #Natal


19. Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul 'Azmi nan teguh hati; 'Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini. #Natal


20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan 'Son of God' sebagai 'Sun of God'. #Natal


21. Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam #Natal. Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya 'Isa, kawan terkasih.


22. Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya. #Natal


23. Tinggal kini, dalam hasrat hati tuk membalas penghormatan yang kalian berikan di 'Idul Fitri & Adhha, kami kan simak para 'ulama. #Natal


24. Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86) #Natal


25. Yang disepakati para 'ulama atas keharamannya adalah keterlibatan dalam segala yang bernilai ritual & ibadah. Pun jua Fatwa MUI. #Natal


26. Jika keterlibatan dalam kegiatan #Natal nan bersifat ibadah & ritual disepakati haramnya, para 'ulama ikhtilaf pada soal ucapan selamat.


27. Yang membolehi selamat #Natal al Dr. Musthafa Az Zarqa, Dr. Yusuf Al Qaradlawy; menyebut tahniah tak terkait dengan ridha atas 'aqidah.


28. Tahniah #Natal, kata keduanya; bisa menjadi da'wah sebagaimana Ibrahim bicara tentang tertuhannya bintang, bulan, mentari. (QS 6: 77-83)


29. Oh iya, QS 6: 77-83 TIDAK berkisah tentang 'Ibrahim Mencari Tuhan', tapi 'Ibrahim Berda'wah', demikian ditegaskan Al Qurthuby. #Natal


30. Maka tahni-ah #Natal yang diikuti komunikasi intensif sebagaimana dilakukan Ibrahim pada penyembah bintang, bulan, mentari adalah indah.


31. Dr. Abdussattar memberi catatan kemubahan tahni-ah #Natal ini dengan kehati-hatian memilih diksi. Doa menuju hidayah lebih dianjurkan.


32. Adapun Al 'Utsaimin, Lajnah Fatwa KSA, dll cenderung mengharamkan tahni-ah #Natal tersebab hal itu sama dengan meridhai 'aqidah keliru.


33. Jadi ikhtilaf 'Ulama terkait tahni-ah #Natal ini ada di ranah pemaknaan kalimat ucapan tersebut. Masing-masingnya lalu mengajukan dalil.


34. Ulamapun berfatwa sesuai konteks di seputarnya, tentu ada perbedaan lingkungan sosial nan melatarbelakangi fatwa nan tak sama. #Natal


35. Lajnah Fatwa KSA&Al Utsaimin menjawab di negeri yang nyaris tiada Nasrani. Al Qaradlawy&Az Zarqa berfatwa tuk masyarakat majemuk. #Natal


36. Bagaimana sikap atas beda fatwa ucapan #Natal? Kata Asy-Syafi'i, Al Khuruj minal Ikhtilaafi Mustahabb: keluar dari selisih itu disukai.


37. Dengan jernih hati & mengukur kapasitas diri, kita bisa mempertimbangkan kedua-duanya. Ada keadaan-keadaan yang harus dicermati. #Natal


38. Ikhtilaf ahli ilmu insyaaLlah menjadi kemudahan bagi kita untuk beramal yang tak sekedar benar, melainkan juga tepat & cerdas. #Natal


39. Akan ada yang menghajatkan fatwa Al Qaradlawy & Az Zarqa, al; di wilayah muslim minoritas, keluarga majemuk nan erat hubungan dll #Natal


40. Akan ada juga yang hajatkan fatwa Al 'Utsaimin pada posisi memelihara 'izzah agama. Misalnya Raja KSA sebagai Khadimul Haramain. #Natal


41. Kata Abu Hanifah; yang terpenting BUKAN mengamalkan pendapat kami atau tidak. Melainkan mengetahui bagaimana kami menetapkannya. #Natal


42. Dan adalah dosa; mengatasnamakan 'ulama tuk haramkan sesuatu; padahal mereka tidak; cermati misalnya Fatwa MUI ini: 
http://media.isnet.org/antar/etc/NatalMUI1981.html


43. Mengamalkan atau tak mengamalkan; jauh lebih ringan dari soal menghalalkan & mengharamkan; karena ia adalah haq Pembuat Syari'at. #Natal



44. Sebab itu; para 'Ulama mengistilahkan beda pendapat Fiqh dalam dimensi SHAWAB (tepat) & KHATHA' (keliru), bukannya HAQ & BATHIL. #Natal



45. Maka dengan ilmu memadai, mari beramal terbaik bagi iman kita pada Allah, bagi misi kita sebagai ummat terbaik di tengah manusia. #Natal


46. Demikian bincang #Natal. Semoga tak kecewa karena jawabnya tak satu. Sebab Salim, terlalu bodoh untuk lancang mentarjih ikhtilaf Ulama;)


47. Maafkan sejak tadi bincang #Natal ini terjeda-jeda; karena qadarauLlah sedang fakir sinyal; juga tadi tengah menyampai materi di Jambi:)

Kamis, 22 Desember 2011

Sekuntum bunga dan sebuah Cupcake untukmu Bunda

Momentum Hari Ibu tahun ini disemarakkan dengan pembagian bunga dan cupcake untuk kaum ibu di DPRa Pegangsaan, Menteng. Setidaknya 50 orang kaum ibu akan kedatangan kader-kader PKS Pegangsaan, yang membawa kado dari Bang Sani serta sekuntum bunga dan sebuah cupcake.
Cupcake cantik memang disiapkan oleh Bidang Perempuan PKS Pegangsaan untuk para ibu. Selain menunjukkan bentuk cinta bagi kaum ibu dan perempuan di Pegangsaan, cup cake juga merupakan produk dari Pos Keluarga Keadilan (Pos KK) DPRa Pegangsaan. 

Kamu menyadari bahwa kerja PKS di Pegangsaan tidak lepas dari support kaum ibu yang selalu mendukung langkah kami. Sebagai wilayah yang boleh dikatakan sedikit SDM dibanding DPRa dari DPC lain, kader-kader Pegangsaan memang harus bersinergi dengan elemen masyarakat lain dalam menjalankan program partai. Selama ini, kegiatan Pos KK selalu berkoordinasi dengan aktivis PKK dan Posyandu setempat, ujar Yuni Setyani dari Pegangsaan. Hal tersebut tentunya sangat memudahkan mobilisasi massa untuk menyukseskan sebuah program. “Misalnya saja Senam PKS ataupun acara kursus kerajinan membuat mote”, tambah Yuni. 

 Lebih lanjut lagi, Yuni berharap, dengan pemberian Kado Bang Sani ini, kerjasama PKS dengan masyarakat, khususnya kaum ibu dan perempuan dapat terjalin erat. “Mereka memaklumi, bahwa PKS memang bukan partai yang kerap membagi-bagikan materi dalam setiap aktivitas”, ujar Yuni. Bahkan mereka pun selalu suka rela membantu pengurus PKS pada event-event tertentu seperti penyediaan konsumsi, pemasangan atribut, hingga mobilisasi kampanye. Namun kado cantik dari Bang Sani ini menyampaikan pesan yang sangat dalam, bahwa PKS sayang pada mereka, pungkas Yuni.

Ibuku Semestaku


Ibu adalah semesta kita.
Lahir darinya, besar olehnya, 
dan tumbuh karena belaian cintanya
Ibu adalah fajar kehidupan kita.
Menuntun langkah kecil kita. Menemani tertatihnya kita menghadapi dunia 
Ibu adalah matahari. 
Sinarnya selalu memberi kehangatan dalam hidup. 
Serta menyemangati langkah menjemput takdir 
Ibu adalah rembulan bagi jiwa. 
Yang selalu menerangi kala datangnya gelap menyelimuti diri.
Tapi ibu juga adalah bintang. 
Yang tidak selalu terlihat, tapi ia selalu ada untuk anak-anaknya

Ibu. 
Darahnya menderas di sekujur tubuhku. 
Namun doanya membentang luas di sepanjang usiaku

Maka mencintaimu Ibu, 
adalah selamanya. 
Tak kan putus kupinta bahagiamu, 
pada Tuhanku.


*memaknai Hari Ibu 22 Desember 2011




Pic source: http://my.opera.com/agussupra/blog/2009/11/20/biji-bunga-matahari-cegah-anemia

Selasa, 20 Desember 2011

Selamat Datang Perda Disabilitas

Hingga saat ini, kaum difabel atau sering disebut disabilitas, di Indonesia belum memperoleh hak-haknya secara layak dan penuh dari pemerintah sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Padahal jumlah penyandang disabilitas di negara ini cukup tinggi. Data terakhir dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 3,11 persen dari total penduduk, atau sekitar 6,7 juta jiwa. Angka ini sama dengan 70 persen dari total penduduk DKI yang berjumlah 9,7 juta jiwa. PPCI (Persatuan Penyandang Cacat Indonesia) menyebutkan 20 persen dari jumlah itu berada di kota-kota besar seperti Jakarta.
Tentu ini bukanlah jumlah yang sedikit, apalagi kalau harus diabaikan.
Apalagi jika melihat kondisi alam Indonesia yang sangat rawan bencana, potensi meningkatnya jumlah orang yang mengalami kecacatan sangat besar.
Karena kecacatan tidak saja terjadi secara alamiah sejak lahir, tapi juga bisa terjadi karena faktor bencana.
Karena itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana, menyambut baik langkah yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap kaum disabilitas melalui diterbitkannya Perda No 10 Tahun 2011 tentang Penyandang Disabilitas.
Ditemui di sela-sela sebuah acara di Jakarta, Sani memandang, dengan penerbitan perda ini, Pemprov DKI Jakarta telah proaktif mendukung kebijakan pemerintah RI yang baru saja meratifikasi konvensi internasional tentang perlindungan terhadap penyandang disabilitas pada 18 Oktober 2011 lalu. Ratifikasi ini menguatkan secara hukum bagi para penyandang disabilitas untuk memperoleh hakhaknya secara penuh dan layak.
“Apalagi DKI Jakarta adalah provinsi yang pertama kali menerbitkan perda tentang penyandang disabilitas, menyusul telah diratifikasinya konvensi internasional. Mudah-mudahan daerah lain mengikuti,” ujar pria yang akrab dipanggil Bang Sani, Ahad (18/12/2011).
Sani menjelaskan, disusunnya perda ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, meningkatkan ketahanan sosial, meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab dunia usaha dan masyarakat dalam memberikan perlindungan, serta meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas.
Ruang lingkup perda tersebut, lanjut dia, meliputi kesamaan kesempatan, aksesibilitas, rehabilitasi, pemeliharaan taraf kesejahteraan, dan perlindungan khusus. “Yang paling penting diketahui bersama bahwa penyelenggaraan perlindungan terhadap penyandang disabilitas merupakan tanggung jawab kita semua, yakni pemda, badan hukum atau badan usaha, masyarakat, keluarga dan orang tua yang masing-masingnya diatur dalam Perda ini,” tegasnya.
Karena itu, tidak ada alasan bagi setiap pihak untuk memandang sebelah mata kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat. Karena kehadiran mereka dikuatkan oleh hukum.
Pada dasarnya, setiap warga negara tidak terkecuali para penyandang disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, olahraga, seni budaya, ketenagakerjaan, usaha, pelayanan
umum, politik, bantuan hukum, dan informasi. Misalnya, Sani mencontohkan, di bidang pendidikan, penyelenggara satuan pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh pendidikan. Di bidang kesehatan, penyandang disabilitas juga harus mendapatkan jaminan ketersediaan fasilitas, pelayanan dan program jaminan yang sama. “Begitupun dalam bidang-bidang lain. Di bidang olahraga dan seni budaya, pemda harus membina dan mengembangkan sesuai minat, yang jenis dan kemampuannya disesuaikan.
Dan di bidang ketenagakerjaan, pem da berkewajiban menyelenggarakan pelatihan kerja, dapat juga diselenggarakan oleh masyarakat,” kata Sani.
Selain itu, Sani juga mengatakan, pemda dan badan usaha wajib mempekerjakan sekurang-kurangnya satu penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan untuk setiap satu orang pekerja.
“Perda ini melengkapi UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, bahwa setiap lembaga usaha baik pemerintah ataupun swasta wajib mengalokasikan 1 persen bagi penyandang disabilitas untuk dapat bekerja.
Kita berharap ke depan tidak lagi mendengar penyandang disabilitas yang terdiskriminasi hak-haknya.
Selamat datang Perda Penyandang Disabilitas,” pungkas Sani. (Republik: 20 Des 2011)

Senin, 19 Desember 2011

Konsolidasi Kader Menteng

Konsolidasi kader PKS Menteng terus dilakukan demi menjemput agenda politik yang sudah ada di depan mata. Pilkada DKI Jakarta yang tinggal delapan bulan lagi, mau tak mau memaksa partai ini mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk merebut kemenangan. Termasuk kader-kader PKS Menteng.  Sebagai salah satu dari 8 kecamatan yang ada di Jakarta Pusat, Menteng merupakan wilayah yang strategis. Namun “sirkulasi” kader yang cepat di Menteng ini, harus diakui perlu penanganan khusus demi mencapai target-target pemenangan politik.
Sebagai Pembina Wilayah, Nurmansjah Lubis yang juga anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, bersama kader-kader PKS Menteng, mulai aktivitas curah pendapat untuk merumuskan kegiatan yang efektif di Menteng guna mencapai kemenangan. Nurmansjah sendiri mengakui, tipikal kader di Menteng itu cukup unik dan juga beragam. Namun dirinya tetap komitmen untuk tetap bersama dengan kader-kader PKS Menteng dalam merajut aktivitas kemasyarakatan guna menjemput kemenangan politik PKS.

Kesejahteraan Keluarga, Harapan Tertinggi Kaum Ibu

Jakarta (18/12) – Bidang Perempuan Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS DPD) Jakarta Pusat menggelar hajatan besarnya dalam rangka Hari Ibu, 22 Desember,  di Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Jakarta Pusat.  Rangkaian acara Festival Keluarga Indonesia (FKI) sangat meriah dengan aktivitas Rumah Tangga dan Keluarga, salah satunya dipamerkan melalui aneka stand kreatif yang ada di pintu masuk gedung.

Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Panitia, Sandra Ayu Ika Sari yang dilanjutkan oleh Ketua DPD PKS Jakarta Pusat, Ir. Muhammad Agus Setiawan. Kegiatan  ini pun disambut baik oleh anggota DPR RI Fraksi PKS, Dr. Shahibul Iman, yang turut menyampaikan beberapa patah kata. Sandra menyampaikan, rangkaian kegiatan ini bagian dari Program Festival Keluarga Indonesia 2011 Bidang Perempuan DPD PKS yang selanjutnya akan dipusatkan di Kota Tua, Ahad (24/12). “Dengan tema yang kami usung  ‘Sebuah Persembahan untuk Bunda’, semoga ini memberi inspirasi untuk Ibu Indonesia, terutama di Jakarta Pusat,” ujarnya.

Acara hari ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ir Triwisaksana, Msc. Dalam sambutannya, dirinya menegaskan, “Tidak ada hari Bapak, yang ada hanyalah Hari Ibu. Kaum ibu biasanya punya aspirasi yang berbeda untuk kesejahteraan keluarga”. Calon Kepala Daerah Ibu  Kota Jakarta yang digadang PKS ini menekankan dua hal yang merupakan harapan dan kebahagiaan kaum ibu, yaitu mengenai harga sembako yang terjangkau dan sekolah dengan biaya yang murah, bahkan gratis. Kaum ibu tidak hanya memikirkan persoalan kepentingan pribadinya, tetapi lebih pada kepentingan keluarga dan orang banyak,” tandasnya. Statement indah sebagai closing dari Bang Sani, sapaan akrabnya, “Ibu shalihah, keluarga sakinah, Jakarta Indonesia berkah. Ibu cerdas , keluarga tangkas, Jakarta berkualitas. Ibu penyayang,  keluarga tenang, Jakarta senang.”

Acara dilanjutkan dengan peresmian Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Jakarta Pusat  yang dilakukan oleh Ibu Eva juga didampingi Ustadz  Ahmad Zairofi dan Sandra Ayu. Sebagai tanda peresmian RKI, Bang Sani “Abang Kita” tak luput pula melakukan pemukulan gong sebanyak delapan kali berdasarkan PKS nomor urut 8.  Kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai luhur keluarga ini akhirnya ditutup dengan penampilan drama musikal anak kader sebagai pengiri pemberian penghargaan Inspiring Woman 2011  kepada beberapa Ibu dengan prestasi yang sangat menginspirasi.

Minggu, 18 Desember 2011

Doa Rabithah: Doa di Sepanjang Mihwar Dakwah

Oleh : Cahyadi Takariawan
Siang tadi (Sabtu 3 Desember 2011), saya mengikuti acara Tatsqif Kader Dakwah di Markaz Dakwah Gambiran, Yogyakarta. Ustadz Tulus Musthafa menyampaikan tausiyah yang sangat mengena. Penjagaan terhadap kader pada era dakwah di ranah publik harus semakin dikuatkan. Sarananya, kata beliau, telah terangkum dalam Doa Rabithah yang rutin kita baca setiap pagi dan petang.

Sembari mengikuti tausiyah beliau, ingatan saya menerawang jauh ke belakang.....

Suatu masa, di era 1980-an.....

Tigapuluh tahun yang lalu, beberapa orang aktivis dakwah, tidak banyak, hanya beberapa orang saja, duduk melingkar dalam sebuah majelis. Di ruangan yang sempit, diterangi lampu temaram, duduk bersila di atas tikar tua, khusyu’, khidmat, tawadhu’.

Tidak banyak, hanya beberapa orang saja. Berbincang membelah kesunyian, pelan-pelan, tidak berisik. Semua datang dengan berjalan kaki, naik sepeda tua, atau naik kendaraan umum saja. Pakaian mereka sangat sederhana, apa adanya, bersahaja. Hati mereka sangat mulia.

Duapuluh tahun yang lalu, beberapa orang itu bercita-cita tentang kejayaan sebuah peradaban. Cita-cita besar, mengubah keadaan, menciptakan peradaban mulia. Wajah mereka tampak teduh, air wudhu telah membersihkan jiwa dan dada mereka. Tidak ada yang berbicara tentang fasilitas, materi, jabatan dan kekuasaan.

Mengakhiri majelis, mereka menundukkan wajah. Tunduk dalam kekhusyukan, larut dalam kehangatan persaudaraan, hanyut dalam samudera kecintaah. Doa Rabithah mereka lantunkan. Syahdu, menusuk kalbu.

Air mata berlinang, bercucuran. Akankah segelintir orang ini akan bisa mengubah keadaan ? Akan beberapa orang ini akan mampu menciptakan perubahan ? Hanya Allah yang mengetahui jawaban semua pertanyaan. Doa telah dimunajatkan, dari hati yang paling dalam :

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam ketaatan kepada-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah berpadu dalam membela syari’at-Mu”.

“Maka kokohkanlah ya Allah, ikatannya, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar”.

“Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu. Nyalakan hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu, matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu”.

“Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin”.


Sejuk, menyusup sampai ke tulang, mengalir dalam darah. Meresap hingga ke sumsum dan seluruh sendi-sendi tubuh. Merekapun berdiri, berangkulan, bersalaman dengan erat. Masing-masing meninggalkan ruangan. Satu per satu. Hening, tenang. Tidak ada kegaduhan dan kebisingan.

Masa bergerak, ke era 1990-an

Sekumpulan aktivis dakwah, cukup banyak jumlahnya, berkumpul dalam sebuah ruangan yang cukup luas. Ruang itu milik sebuah Yayasan, yang disewa untuk kantor dan tempat beraktivitas. Mampu menampung hingga seratus orang. Semua duduk lesehan, di atas karpet. Lampu cukup terang untuk memberikan kecerahan ruang.

Sebuah Daurah Tarqiyah dilakukan. Para muwajih silih berganti datang memberikan arahan. Taujih para masyayikh di seputar urgensi bersosialisasi ke tengah kehidupan masyarakat, berinteraksi dengan tokoh-tokoh publik, memperluas jaringan kemasyarakatan dengan pendekatan personal dan kelembagaan. Semua aktivis diarahkan untuk membuka diri dan berkiprah secara luas di tengah masyarakat. Membangun jaringan sosial dan membentuk ketokohan sosial.

Sekumpulan aktivis dakwah, jumlahnya cukup banyak, datang dengan mengendarai sepeda motor, beberapa tampak mengendarai mobil Carry dan Kijang tua. Wajah mereka bersih, bersinar. Penampilan mereka tampak intelek, namun bersahaja. Sebagian berbaju batik, sebagian lainnya berpenampilan rapi dengan setelan kemeja dan celana yang serasi.

Acara berlangsung khidmat dan sederhana. Namun sangat sarat muatan makna. Sebuah keyakinan semakin terhujamkan dalam jiwa, bahwa kemenangan dekat waktunya. Kader dakwah terus bertambah, aktivitas dakwah semakin melimpah ruah. Semua optimis dengan perkembangan dakwah.

Usai acara ditutup dengan doa. Hati mereka khusyu’, jiwa mereka tawadhu’. Sekumpulan aktivis dakwah, cukup banyak jumlah mereka, menengadahkan tangan, sepenuh harapan dan keyakinan. Munajat sepenuh kesadaran :

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam ketaatan kepada-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah berpadu dalam membela syari’at-Mu”.

“Maka kokohkanlah ya Allah, ikatannya, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar”.

“Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu. Nyalakan hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu, matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu”.

“Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin”.
Mereka berdiri, berangkulan, bersalaman dengan erat dan hangat. Hati mereka tulus, bekerja di jalan kebenaran, pasti Allah akan memberikan jalan kemudahan. Doa Rabithah mengikat hati-hati mereka, semakin kuat, semakin erat.

Perlahan mereka meninggalkan ruangan, menuju tempat beraktivitas masing-masing. Khidmat, hening, namun tetap terpancar wajah yang cerah dan harapan yang terang benderang.

Masa terus mengalir, sampai ke era 2000-an....

Para aktivis dakwah berkumpul, jumlah mereka cukup banyak. Memenuhi ruangan ber-AC, sebuah gedung pertemuan yang disewa untuk kegiatan. Diterangi lampu terang benderang, dengan sound system yang memadai, dan tata ruang yang tampak formal namun indah. Tampak bendera berkibar dimana-mana, dan sejumlah spanduk ucapan selamat datang kepada peserta dipasang indah di berbagai ruas jalan hingga memasuki ruangan.

Sebuah kegiatan koordinasi digelar untuk mempersiapkan perhelatan politik tingkat nasional. Para aktivis datang dengan sepeda motor dan mobil-mobil yang tampak memadati tempat parkir. Mereka hadir dengan mengenakan kostum yang seragam, bertuliskan kalimat dan bergambarkan lambang partai. Di depan ruang, tampak beberapa aktivis berseragam khas, menjaga keamanan acara.

Para aktivis dakwah berkumpul, jumlah mereka cukup banyak. Mereka duduk berkursi, tampak rapi. Pakaian mereka formal dan bersih, sebagian tampak mengenakan jas dan dasi, bersepatu hitam mengkilap. Sebagian datang dengan protokoler, karena konsekuensi sebagai pejabat publik. Ada pengawal, ada ajudan, ada sopir, dan mobil dinas.

Para qiyadah hadir memberikan arahan dan taklimat, sesekali waktu disambut gegap gempita pekik takbir membahana. Rencana Strategis (Renstra) dicanangkan, program kerja digariskan, rancangan kegiatan telah diputuskan, para kader siap melaksanakan seluruh keputusan. Acara berlangsung meriah, diselingi hiburan grup nasyid yang tampil dengan penuh semangat.

Acara selesai, diakhiri dengan doa. Seorang petugas maju ke mimbar, memimpin doa, munajat kepada Allah dengan kerendahan hati dan sepenuh keyakinan akan dikabulkan. Doa pun diumandangkan :

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam ketaatan kepada-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah berpadu dalam membela syari’at-Mu”.

“Maka kokohkanlah ya Allah, ikatannya, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar”.

“Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu. Nyalakan hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu, matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu”.

“Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin”.

Acara resmi ditutup. Para aktivis berdiri, berjabat tangan, meninggalkan ruangan dengan khidmat. Terdengar kebisingan suara sepeda motor dan mobil yang mesinnya dihidupkan. Sepeninggal mereka, tampak panitia sibuk membereskan ruangan.

Masa cepat bergulir, hingga di era 2010-an.....

Para aktivis dakwah berkumpul, jumlah mereka sangat banyak. Harus menyediakan ruangan yang sangat besar untuk menampung jumlah tersebut. Ruang kantor Yayasan sudah tidak bisa menampung, ruang pertemuan yang sepuluh tahun lalu digunakan, sekarang sudah tampak terlampau kecil. Harus menyewa gedung pertemuan yang memiliki hall besar agar menampung antusias para aktivis dari berbagai daerah untuk datang.

Para aktivis dakwah berkumpul, jumlah mereka sangat banyak. Mereka datang naik pesawat, berasal dari Aceh hingga Papua. Berseragam rapi, semua mengenakan atribut dan jas berlambang partai. Peserta yang datang dari wilayah setempat datang dengan mobil atau taksi. Semua tampak rapi dan bersih.

Ruangan yang besar itu penuh diisi para aktivis dakwah yang datang dari seluruh pelosok wilayah. Dakwah telah tersebar hingga ke seluruh penjuru tanah air. Sebagian telah menempati posisi strategis sebagai pejabat pemerintahan, baik di pusat maupun daerah, baik di eksekutif maupun legislatif. Hadir dengan sepenuh keyakinan dan harapan akan adanya perubahan menuju pencerahan.

Berbagai problem dan persoalan diutarakan. Berbagai ketidakpuasan disampaikan. Banyak kritik dilontarkan. Banyak saran dan masukan diungkapkan. Semua berbicara, mengevaluasi diri, mengaca kelemahan dan kekurangan, memetakan arah tujuan, namun tetap dalam bingkai kecintaan dan kasih sayang. Para aktivis sadar bahwa masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan yang harus terus menerus diperbaiki dan dikuatkan. Semua bertekad untuk terus berusaha menyempurnakan.

Sang Qiyadah memberikan taujih dengan sepenuh kehadiran jiwa, “Nabi telah berpesan, bahwa sesungguhnya kalian dimenangkan karena orang-orang lemah di antara kalian. Maka tugas kita adalah selalu memberikan perhatian terhadap masyarakat, terlebih lagi kelompok dhuafa. Termasuk dhuafa di antara kader dakwah. Jangan pernah melupakan kerja para kader yang telah berjuang di pelosok-pelosok daerah. Lantaran kerja merekalah kita diberikan kemenangan oleh Allah”.

Lugas, tuntas. Arahan telah sangat jelas. Acara pun berakhir, ditutup dengan doa. Seorang petugas maju ke mimbar, mengajak semua peserta menghadirkan hati dan jiwa, dengan khusyu’ munajat kepadaNya agar senantiasa diberikan pertolongan dan kekuatan. Doapun dilantunkan :

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam ketaatan kepada-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah berpadu dalam membela syari’at-Mu”.

“Maka kokohkanlah ya Allah, ikatannya, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar”.

“Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu. Nyalakan hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu, matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu”.

“Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin”.

Ternyata, doa Rabithah telah menghiasi perjalanan panjang kami. Bergerak melintasi zaman, dengan beragam tantangan, dengan aneka persoalan. Para aktivis selalu setia dengan arah tujuan, bergerak pasti menuju ridha Ilahi. Doa Rabithah tidak pernah lupa dimunajatkan, di waktu pagi dan malam hari.

Kesetiaan telah teruji pada garis waktu yang terus bergerak. Lintasan mihwar membawa para aktivis menuju kesadaran, bahwa kejayaan adalah keniscayaan, selama isi Doa Rabithah diamalkan, bukan sekedar diucapkan.....

Kabulkan permohonan kami, Ya Allah....





nDalem Mertosanan, Yogyakarta, 3 Desember 2011

Senin, 12 Desember 2011

Kesejahteraan Penggiat PAUD Harus Diperjuangkan

PKS Jakarta - Persyaratan akreditasi yang diminta untuk memperoleh dana bantuan penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dinilai sangat memberatkan. Mengingat PAUD selama ini tumbuh dan berkembang atas inisiatif masyarakat, yang kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang juga penggiat PKK.

Hal itu terungkap dalam acara reses anggota DPRD DKI Jakarta, Rifkoh Abriani bersama dengan Himpunan PAUD (Himpaudi) kecamatan Pulo Gadung.

Salah satu perwakilan dari pendidik PAUD menilai, seharusnya untuk menggulirkan bantuan, pemerintah tidak meminta persyaratan yang memberatkan. “Apa bedanya penggiat PAUD dengan jumantik dan kader Posyandu yang mendapat perhatian kesejahteraan dari pemerintah”, ungkap mereka.

Rifkoh sendiri mengakui, PAUD sebagai salah satu program unggulan Pemda DKI Jakarta, justru belum mendapatkan dukungan berupa anggaran yang luas bagi penggiatnya. Selama ini PAUD masih bernaung dalam program penguatan kelurahan, karenanya masih tergantung dengan alokasi anggaran dari kelurahan. Namun dirinya menjamin, akan terus memperjuangkan pemberian bantuan operasional juga bantuan kesejahteraan bagi penyelenggaraan PAUD di masyarakat.

“Investasi kita di PAUD memang tidak bisa dinikmati dalam setahun dua tahun, karena mendidik anak-anak usia dini bukanlah perkara yang bisa dipetik dalam jangka waktu yang dekat”, ujar Rifkoh yang merupakan anggota Komisi E. Ini adalah salah satu usaha kita untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia di Jakarta, untuk itu, tidak bisa tidak, alokasi anggaran untuk penyelenggaraan PAUD di masyarakat harus signifikan.

Selebihnya, para pendidik PAUD di Pulo Gadung ini juga meminta agar para wakil rakyat juga memikirkan peningkatan kualitas pengajar PAUD. “Tidak mungkin kita berharap para lulusan S1 dan S2 terjun menjadi pengajar di PAUD”, ujar mereka. Karenanya para pengajar yang ada sekarang, yang sebagian besar adalah lulusan SMA dan SMP, harus banyak diberikan pelatihan singkat dari tenaga profesional sebagai bekalan mendidik anak-anak usia dini. Pelatihan dari psikolog, pendidik, bahkan tenaga medis sekalipun menjadi hal yang sangat berarti bagi penggiat PAUD. Karena hal tersebut dapat membantu mereka menyelami lebih dalam dunia anak-anak, agar nilai-nilai dan tradisi kebaikan dapat ditanam pada jiwa-jiwa anak didik sedini mungkin

Perempuan Tolak Korupsi

Salah satu yang paling berperan untuk menghindarkan tindakan korupsi adalah perempuan/istri/ibu (karena berlaku juga kebalikannya)
1. Istri hendaknya curiga jika suami membawa pulang uang lebih besar dari biasanya
2. Jangan segan/takut bertanya dari mana uang tersebut berasal untuk keselamatan keluarga
3. Jangan pernah meminta/menuntut sesuatu di luar batas kemampuan suami
4. Selalu melepas kepergian suami bekerja/beraktivitas dengan seuntai pesan: "Pak, jangan korupsi"
5. Lanjutkan pesannya: "Istri dan anak2mu sanggup hidup dari gaji yang sah bapak dapatkan"
6. Tidak usah/perlu tergiur teman arisan/pengajian yang gonta-ganti tas dan perhiasan
7. Yang terpenting adalah rasa cukup/qonaah menerima apa adanya yang kecil tapi halal dan penuh keberkahan
8. Oleh karena itu, nggak perlu tas yang branded entah itu Hermes dkk, jika itu didapat dari uang hasil korupsi
9. Setiap kali suami pulang sambut dengan kalimat: "Bapak pulang dengan selamat saja kami sudah sangat bersyukur"
10. Ibu hendaknya membuat skala prioritas dalam mengatur anggaran, yang penting tentu yang primer, anak bisa makan dan sekolah
11. Penampilan sederhana dan bersahaja tapi tetap pantas adalah pilihan tepat yang harus dilakukan kaum perempuan
12. Jika semua perempuan cinta kesederhanaan, tentu produk lokal akan naik omzetnya
13. Cinta produk lokal bukan hanya wacana, namun akan menjadi fenomena
14. Sehari-hari cukup gunakan tas lokal dari mendong, eceng gondok, agel, rotan, pandan yang banyak terserak
15. Selain tas, produk kulit kita juga banyak, sepatu, jaket yang tidak kalah bagus kualitasnya untuk dipakai
16. Ibu dapat menanamkan nilai dan semangat anti korupsi kepada anak-anak dengan cara berpesan, "Nak, jangan menyontek ya saat ulangan/ujian"
17. Selipkan pesan stiap kali mereka sekolah/aktivitas, "Ingat, meski ibu dan bapak jauh dari kalian, Allah selalu mengawasi"
18. Semangati mereka dengan mengatakan, "Apapun hasilnya, Ibu bangga kepada kalian karena ini adalah hasil kerja keras kalian sendiri"
19. Ceritakan kisah-kisah kejujuran dan kepahlawanan sehingga anak terinspirasi untuk mencontohnya
20. Jangan kaget jika suatu hari ia bertanya ketika diberi uang saku, "Ibu/bapak, apa ini uang hasil korupsi?"
21. Jika seperti itu (anak kritis bertanya), jangan dimarahi, justru bersyukur anak telah menjadi pengawas bagi orang tuanya
21. Berhati-hati dengan hadiah, meski kita suka, boleh jadi itu gratifikasi.
22. Jika berpergian, ada yang membayari belanjaan kita, waspada, khawatir itu juga jerat korupsi.
23. Kalau ada yang minta nomor rekening kita, jangan buru-buru diberikan, boleh jadi ada transferan yang bukan hak kita.
24. Hati-hati dengan politik dapur, urusan tidak tembus dengan suami, biasanya ada yang mencoba masuk lewat istri
25. Akhirnya, perempuan harus bilang harga diri, keselamatan hidup, dan masa depan anak-anak ada di atas jabatan
26. Jangan bukakan pintu untuk suami yang pulang bawa uang hasil KKN, memalak, menginjak, mengintimidasi, dan memanipulasi
27. Setiap kali berangkat tidur, bisikkan di telinga suami, "Jangan buat masa depan anak-anak kita suram karena tindakan korupsi bapaknya"
28. Untuk yang suaminya pejabat jangan lupa pesan, "Hati-hati saat tandatangani surat(apapun), boleh jadi itu pintu masuk korupsi"

#PerempuanTolakKorupsi (follow @netty_heryawan on twitter & like pages http://www.facebook.com/netty.prasetiyani.heryawan & klik www.nettyheryawan.com)

Minggu, 11 Desember 2011

Ustadz Abdul Aziz Matnur Berpulang

PKS Jakarta - Abdul Aziz Matnur anggota Wilayah Dakwah (Wilda) Banten dan Jawa Barat DPP Partai Keadilan Sejahtera meninggal dunia, (10/12) kemarin di kediamannya Jl. H.Ilyas RT. 01 RW.10 Petukangan Utara Pesanggarahan Jakarta selatan pukul 10.15 wib.
Menurut Muhammad Yamin, ketua DPC Partai Keadilan Sejahtera Pesanggarahan, Almarhum meninggal mendadak disebabkan serangan jantung koroner saat sedang mengisi pengajian rutin ibu-ibu yang diadakan di rumahnya.
"Sebelumnya Waktu itu beliau sempat pingsan, dan diperiksa oleh salah seorang anggota jamaah yang menjadi dokter saat hadir dalam pengajian" Tuturnya.
Yamin menjelaskan, bahwa Saat kejadian abdul Aziz sempat dilarikan ke Rumah Sakit Aminah di jl. Kreo Selatan Larangan Tangerang yang berjarak tidak jauh dari rumah kediamannya. Namun hingga sampai di Rumah Sakit nayawanya sudah tidak tertolong lagi.
"Menurut dokter beliau sudah meninggal dunia sejak di rumah" Kata Yamin yang sempat bermain bulutangkis dengan almarhum paginya.
Nampak ratusan kader PKS dan masyarakat hadir untuk melayat dan mensholatkan serta menghantarkan jenazah almarhum ke pemakaman di daerah Kreo Selatan Larangan Tangerang Banten tempat Almarhum di lahirkan.
Turut hadir para tokoh PKS seperti Ustadz Ma'mur Lc, ketua Wilda Banjabar, Nasir Jamil dan Mutamimul Ula yang merupakan anggota DPR RI dari PKS dan  Triwisaksana wakil DPRD DKI Jakarta.
Abdul Aziz Matnur merupakan putra Jakarta yang lahir tanggal 9 November 1969. Almarhum meninggalkan 4 orang anak yang masih sekolah di bangku SMA dan SMP dari pernikahannya dengan Fatimah.
Sebelumnya pernah menjabat menjadi ketua DPD Partai Keadilan Jakarta barat pada tahun 1998 yang menghantarkannya menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode tahun 1999-2004.
Selain sebagai aktifis partai, almarhum juga dikenal sebagai muballigh di kalangan masyarakat yang kerap mengisi kajian-kajian Tafsir Qur'an di Masjid atau pembicara dalam acara seminar.

Semoga segala amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT dan diberikan tempat yang sebaik-baiknya disisi-Nya. Inna lillahi wa inna Ilaihi roji'un.(pks-jakarta)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan